10. Lord's Day (Katekismus Heidelberg)
Pemeliharaan Allah Bapa
Q. 27. What do you mean by the providence of God?
A. The almighty and everywhere present power of God; (a) whereby, as it were by his hand, he upholds and governs (b) heaven, earth, and all creatures; so that herbs and grass, rain and drought, (c) fruitful and barren years, meat and drink, health and sickness, (d) riches and poverty, (e) yea, and all things come, not by chance, but by his fatherly hand. (f)
(a) Acts 17:25-28; Jer.23:23,24; Isa.29:15,16; Ezek.8:12. (b) Heb.1:3. (c) Jer.5:24; Acts 14:17. (d) John 9:3. (e) Prov.22:2. (f) Matt.10:29; Prov.16:33.
Q. 28. What advantage is it to us to know that God has created, and by his providence does still uphold all things?
A. That we may be patient in adversity; (a) thankful in prosperity; (b) and that in all things, which may hereafter befall us, we place our firm trust in our faithful God and Father, (c) that nothing shall separate us from his love; (d) since all creatures are so in his hand, that without his will they cannot so much as move. (e)
(a) Rom.5:3; James 1:3; Ps.39:9; Job 1:21,22. (b) Deut.8:10; 1 Thess.5:18. (c) Ps.55:22; Rom.5:4. (d) Rom.8:38,39. (e) Job 1:12; Job 2:6; Acts 17:25,28; Prov.21:1.
Pembahasan pertanyaan 27
Di sini dikatakan bahwa Tuhan memelihara, apakah ini pandangan yang umum diterima semua orang?
Secara general, ada 4 pandangan mengenai bagaimana dunia ini dipelihara:
- Epicureans: tidak ada pemeliharaan dari Tuhan
- Stoics: segala sesuatu di bawah pengaturan nasib, takdir (fate, destiny) => amoral dan apersonal
- Peripatetics: Tuhan memberikan sugesti, atau pengaruh, tetapi jalannya peristiwa tergantung sepenuhnya akan kehendak dan perbuatan manusia sendiri
- Alkitab: segala sesuatu diciptakan dan dipelihara oleh tangan pengaturan Tuhan.
Penting untuk mengenal beberapa pandangan, karena dunia sekarang lebih memegang point 1 (atheist), 2 (majority of people from other religions) atau 3 (Kristen Armenian).
Heidelberg Catechism memaparkan dengan detail bagaimana Allah memelihara segala sesuatu, segala aspek dari kehidupan di dunia dengan ayat-ayat dari Alkitab:
Ibr 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
Kis 14:17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."
Yoh 9:2,3 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Ams 22:2 Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN.
Mat.10:29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
Ams 16:33 Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.
Kitab Amsal juga mencatat cukup banyak mengenai pengaturan dan pemeliharaan Allah dalam kehidupan manusia:
Ams 16:1 Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN.
Ams 21:1 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.
Ams 16:9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.
Ams 19:21 Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.
Ams 21:30 Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi TUHAN. (There is no wisdom, no insight, no plan that can succeed against the LORD.)
Pertanyaan-pertanyaan:
- Apakah berarti Tuhan juga menentukan kejahatan atau dosa yang akan dilakukan setan maupun manusia untuk demi memenuhi maksud dan tujuanNya?
God’s sovereign control does not take away the responsibility and power of second causes. On the contrary, they are created and have their roles by His appointment.
- Di katakan di pertanyaan 28 bahwa ‘all creatures are so in his hand, that without his will they cannot so much as move’. Tetapi apakah berarti segala sesuatu sampai detail-detailnya ada dalam pengaturan Tuhan? Apa peran manusia di dalam kehidupannya sendiri?
- Kalau Tuhan memelihara, kenapa banyak terjadi kesengsaraan di dunia ini? Tidak mudah dijawab, secara general karena manusia sudah jatuh dalam dosa, tetapi bisa ikut keyakinan Elihu (Ayub 34:10)
Konklusi dari pertanyaan 27
Penekanan: Alkitab menyatakan bahwa semua diatur. Apa implikasinya?
Siapa yang mengatur? Allah. Dengan cara bagaimana? Fatherly hand.
Q28 dikatakan God created and still upholds all things
Segala sesuatu di sini mencakup:
- Dunia ciptaan
- Hidup kita
- Iman kita
Pertanyaan ini mencakup point-point applikasi:
- Kesabaran dalam kesulitan
- Rasa syukur dalam kelancaran dan kemakmuran
- Keyakinan teguh kepada Allah yang setia dalam segala situasi karena tidak ada yang dapat memisahkan kita dari Allah
- Segala mahluk, tanpa dikehendaki Allah, tidak dapat bergerak sedikitpun => mengagumi kebesaran Allah dan belajar kerendahan hati
Point-point aplikasi:
- Bukankah kita lebih sering dalam kelancaran daripada dalam kesulitan? Bukankah kita lebih sering dalam kesehatan daripada dalam kesakitan? Inipun sudah bukti pemeliharaan Tuhan
- Rasa syukur kepada Tuhan mempunya far and wide reaching consequences => rasa syukur ke sumber menjalar ke rasa syukur ke saluran (means) yang melaluinya Tuhan menyatakan pemeliharaanNya=> ini membuat kita lebih menghargai orang-orang dalam hidup kita.
(Surya Kusuma)
Selamat datang ke MRII Bern.
Kami senang atas kunjungan anda ke website kami. Kami berharap Saudara mendapatkan informasi yang diperlukan dan semoga artikel-artikel yang dimuat dapat menjadi berkat juga. Terlebih lagi, kami berharap bisa bersekutu bersama dengan Saudara di Kebaktian Minggu.
Kami senang atas kunjungan anda ke website kami. Kami berharap Saudara mendapatkan informasi yang diperlukan dan semoga artikel-artikel yang dimuat dapat menjadi berkat juga. Terlebih lagi, kami berharap bisa bersekutu bersama dengan Saudara di Kebaktian Minggu.
Ringaksan PA 13 Juni 2009
9. Lord's Day (Katekismus Heidelberg)
Q. 26. What believest thou when thou sayest, "I believe in God the Father, Almighty, Maker of heaven and earth"?
A. That the eternal Father of our Lord Jesus Christ (who of nothing made heaven and earth, with all that is in them; (a) who likewise upholds and governs the same by his eternal counsel and providence) (b) is for the sake of Christ his Son, my God and my Father; (c) on whom I rely so entirely, that I have no doubt, but he will provide me with all things necessary for soul and body (d) and further, that he will make whatever evils he sends upon me, in this valley of tears turn out to my advantage; (e) for he is able to do it, being Almighty God, (f) and willing, being a faithful Father. (g)
(a) Gen.1,2; Job 33:4; Job 38,39; Ps.33:6; Acts 4:24; Acts 14:15; Isa.45:7.
(b) Matt.10:29; Heb.1:3; Ps.104:27-30; Ps.115:3; Matt.10:29; Eph.1:11.
(c) John 1:12; Rom.8:15; Gal.4:5-7; Eph.1:5.
(d) Ps.55:23; Matt.6:25,26; Luke 12:22.
(e) Rom.8:28. (f) Rom.10:12; Luke 12:22; Rom.8:23; Isa.46:4; Rom.10:12.
(g) Matt.6:25-34; Matt.7:9-11.
Kalimat ‘I believe in God’ mengandung unsur ironi pada zaman ini, karena banyak manusia yang mengatakan bahwa ‘I do not believe there is God’ padahal bahkan setan pun percaya bahwa Tuhan itu ada (Yak 2:19). Jadinya setan, si pendusta, lebih theist daripada orang yang mengaku diri atheist.
Ketika seseorang mengatakan bahwa dia percaya atau ‘believe’, maka sebenarnya:
1. dia setuju akan informasi atau fakta tertentu (cognitive)
2. dia beriman, dan melalui imannya ia mencoba untuk lebih mengerti dan mendalami apa yang ia imani (faith seeking understanding)
3. dia percaya di dalam hati dan disertai dengan suatu komitmen hidup, di mana dia berani mempertaruhkan hidupnya demi apa yang ia percayai.
Ketiga aspek yang terkandung dalam kata ‘believe’ seperti yang diutarakan tersebut hendaknya ada dalam hidup kita sebagai orang Kristen.
Konon cerita ada seorang akrobat yang terkenal dan pada suatu saat dia mengadakan suatu pertunjukan akbar di mana dia akan menyeberangi Niagara fall dari satu sisi ke sisi lain dengan berjalan di atas seutas tali yang ditegangkan. Ketika ia menanyakan ke para penonton, apakah mereka percaya bahwa ia dapat menyeberangi Niagara fall tersebut, para penonton menjawab dengan satu suara ‘iya’. Lalu ia pun membuktikannya. Setelah ia sampai ke sisi seberang air terjun itu dengan selamat, ia kembali mengajukan suatu pertanyaan. Ia bertanya jikalau para penonton percaya bahwa ia bukan saja dapat menyeberangkan diri sendiri, tetapi ia juga dapat membawa satu orang di pundaknya dan bersama-sama menyeberangi air terjun itu. Para penonton kembali menjawab dengan satu suara ‘iya’. Kemudian ia menanyakan, jika memang mereka percaya, siapa dari antara penonton itu yang mau naik di pundaknya dan menyeberang bersama? Tidak seorangpun yang mau menerima tawaran tersebut. Memang mudah menyatakan percaya di mulut tetapi ketika kita harus mempertaruhkan hidup kita atas apa yang kita percayai, ini menjadi sangat sulit.
Kita melihat sekarang ke pribadi pertama dari Allah Tritunggal, yaitu Allah Bapa. Secara logis (bukan kronologis), Allah Anak diperanakkan oleh Allah Bapa sejak dari kekekalan. Allah Bapa adalah sumber dari segala sesuatu dan segala ciptaan. Di sini dikatakan bahwa Allah Bapa yang Maha kuasa. Apa artinya Maha kuasa? Dalam bahasa Yunani, ada 2 arti dari kata ini, yaitu:
1. Kemampuan, dalam maksud Allah mampu melakukan hal ini dan itu. Kita mengerti bahwa tentu saja Allah mampu melakukan segala sesuatu, tetapi apakah bermaksud juga bahwa Allah dapat melakukan kejahatan? Ini mirip seperti menanyakan apakah Allah bisa membuat batu yang begitu besar sehingga dia sendiri tidak bisa mengangkatnya? Kita harus mengerti bahwa Allah mampu melakukan segala sesuatu sejauh itu sesuai dengan natur Allah dan menyatakan kesempurnaanNya.
2. Otoritas, seperti yang tertera dalam Matius 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Di sini penekanannya adalah Allah sebagai Lord, Tuhan yang berotoritas dan berdaulat atas segala ciptaanNya.
Kita melihat lagi dikatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi. Untuk apakah semuanya itu? Kita sering mengatakan untuk kemuliaan Allah sendiri. Apakah ini berarti bahwa Allah itu narcist? Tidak, karena dalam ciptaan, ada rencana dan tujuan Allah yang baik dann yang membawa kebahagiaan bagi ciptaanNya. Ciptaan patut memuliakan Allah karena Allah layak menerimanya. Dan satu aspek penting lagi dari motivasi Allah dalam penciptaan yaitu Allah mau berelasi dengan ciptaanNya, dan mau manusia menikmati relasi tersebut.
Jadi kalau kita lihat lagi ke pertanyaan di depan mengenai believe atau percaya, apakah layak jika kita percaya kepada Allah sampai kita menyerahkan hidup kita kepadaNya? Kita tidak dipaksa percaya. Kita tidak datang kepada Allah dengan takut dan gentar karena Allah adalah monster yang mengancam kita dengan hal-hal yang jahat kalau kita tidak percaya. Tetapi kita datang kepada Allah karena kita percaya bahwa Allah adalah Allah yang layak dipercaya. Ia berkuasa dan mengasihi. Ia tidak mengecewakan bahkan dalam kesulitan dan kesusahan.
(Ev. Steve Hendra)
Ringkasan belum dikoreksi oleh pembicara
Q. 26. What believest thou when thou sayest, "I believe in God the Father, Almighty, Maker of heaven and earth"?
A. That the eternal Father of our Lord Jesus Christ (who of nothing made heaven and earth, with all that is in them; (a) who likewise upholds and governs the same by his eternal counsel and providence) (b) is for the sake of Christ his Son, my God and my Father; (c) on whom I rely so entirely, that I have no doubt, but he will provide me with all things necessary for soul and body (d) and further, that he will make whatever evils he sends upon me, in this valley of tears turn out to my advantage; (e) for he is able to do it, being Almighty God, (f) and willing, being a faithful Father. (g)
(a) Gen.1,2; Job 33:4; Job 38,39; Ps.33:6; Acts 4:24; Acts 14:15; Isa.45:7.
(b) Matt.10:29; Heb.1:3; Ps.104:27-30; Ps.115:3; Matt.10:29; Eph.1:11.
(c) John 1:12; Rom.8:15; Gal.4:5-7; Eph.1:5.
(d) Ps.55:23; Matt.6:25,26; Luke 12:22.
(e) Rom.8:28. (f) Rom.10:12; Luke 12:22; Rom.8:23; Isa.46:4; Rom.10:12.
(g) Matt.6:25-34; Matt.7:9-11.
Kalimat ‘I believe in God’ mengandung unsur ironi pada zaman ini, karena banyak manusia yang mengatakan bahwa ‘I do not believe there is God’ padahal bahkan setan pun percaya bahwa Tuhan itu ada (Yak 2:19). Jadinya setan, si pendusta, lebih theist daripada orang yang mengaku diri atheist.
Ketika seseorang mengatakan bahwa dia percaya atau ‘believe’, maka sebenarnya:
1. dia setuju akan informasi atau fakta tertentu (cognitive)
2. dia beriman, dan melalui imannya ia mencoba untuk lebih mengerti dan mendalami apa yang ia imani (faith seeking understanding)
3. dia percaya di dalam hati dan disertai dengan suatu komitmen hidup, di mana dia berani mempertaruhkan hidupnya demi apa yang ia percayai.
Ketiga aspek yang terkandung dalam kata ‘believe’ seperti yang diutarakan tersebut hendaknya ada dalam hidup kita sebagai orang Kristen.
Konon cerita ada seorang akrobat yang terkenal dan pada suatu saat dia mengadakan suatu pertunjukan akbar di mana dia akan menyeberangi Niagara fall dari satu sisi ke sisi lain dengan berjalan di atas seutas tali yang ditegangkan. Ketika ia menanyakan ke para penonton, apakah mereka percaya bahwa ia dapat menyeberangi Niagara fall tersebut, para penonton menjawab dengan satu suara ‘iya’. Lalu ia pun membuktikannya. Setelah ia sampai ke sisi seberang air terjun itu dengan selamat, ia kembali mengajukan suatu pertanyaan. Ia bertanya jikalau para penonton percaya bahwa ia bukan saja dapat menyeberangkan diri sendiri, tetapi ia juga dapat membawa satu orang di pundaknya dan bersama-sama menyeberangi air terjun itu. Para penonton kembali menjawab dengan satu suara ‘iya’. Kemudian ia menanyakan, jika memang mereka percaya, siapa dari antara penonton itu yang mau naik di pundaknya dan menyeberang bersama? Tidak seorangpun yang mau menerima tawaran tersebut. Memang mudah menyatakan percaya di mulut tetapi ketika kita harus mempertaruhkan hidup kita atas apa yang kita percayai, ini menjadi sangat sulit.
Kita melihat sekarang ke pribadi pertama dari Allah Tritunggal, yaitu Allah Bapa. Secara logis (bukan kronologis), Allah Anak diperanakkan oleh Allah Bapa sejak dari kekekalan. Allah Bapa adalah sumber dari segala sesuatu dan segala ciptaan. Di sini dikatakan bahwa Allah Bapa yang Maha kuasa. Apa artinya Maha kuasa? Dalam bahasa Yunani, ada 2 arti dari kata ini, yaitu:
1. Kemampuan, dalam maksud Allah mampu melakukan hal ini dan itu. Kita mengerti bahwa tentu saja Allah mampu melakukan segala sesuatu, tetapi apakah bermaksud juga bahwa Allah dapat melakukan kejahatan? Ini mirip seperti menanyakan apakah Allah bisa membuat batu yang begitu besar sehingga dia sendiri tidak bisa mengangkatnya? Kita harus mengerti bahwa Allah mampu melakukan segala sesuatu sejauh itu sesuai dengan natur Allah dan menyatakan kesempurnaanNya.
2. Otoritas, seperti yang tertera dalam Matius 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Di sini penekanannya adalah Allah sebagai Lord, Tuhan yang berotoritas dan berdaulat atas segala ciptaanNya.
Kita melihat lagi dikatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi. Untuk apakah semuanya itu? Kita sering mengatakan untuk kemuliaan Allah sendiri. Apakah ini berarti bahwa Allah itu narcist? Tidak, karena dalam ciptaan, ada rencana dan tujuan Allah yang baik dann yang membawa kebahagiaan bagi ciptaanNya. Ciptaan patut memuliakan Allah karena Allah layak menerimanya. Dan satu aspek penting lagi dari motivasi Allah dalam penciptaan yaitu Allah mau berelasi dengan ciptaanNya, dan mau manusia menikmati relasi tersebut.
Jadi kalau kita lihat lagi ke pertanyaan di depan mengenai believe atau percaya, apakah layak jika kita percaya kepada Allah sampai kita menyerahkan hidup kita kepadaNya? Kita tidak dipaksa percaya. Kita tidak datang kepada Allah dengan takut dan gentar karena Allah adalah monster yang mengancam kita dengan hal-hal yang jahat kalau kita tidak percaya. Tetapi kita datang kepada Allah karena kita percaya bahwa Allah adalah Allah yang layak dipercaya. Ia berkuasa dan mengasihi. Ia tidak mengecewakan bahkan dalam kesulitan dan kesusahan.
(Ev. Steve Hendra)
Ringkasan belum dikoreksi oleh pembicara
Subscribe to:
Posts (Atom)